[ X Tutup Iklan]

Penjelasan Lengkap Filosofi Bija dan Arti Penggunaan Bija Sesuai Posisi Bija

Mawija atau mabija dilakukan setelah usai mathirta, yang merupakan rangkaian terakhir dan suatu upacara persembahyangan, kita akan dibagikan butiran-butiran beras yang kita tempelkan di kening dan di leher yang disebut bija. Bija atau disebut dengan wija adalah komponen penting yang terdapat pada canang. Suatu hal sesederhana memakai bija pun sesungguhnya memiliki makna yang luas dalam […]

Selengkapnya


Sejarah Lengkap Penunggu Karang Atau Sedahan Karang

Penunggun Karang dalam Sastra Dresta disebut Sedahan Karang (di perumahan) untuk membedakan dengan Sedahan Sawah (di sawah) dan Sedahan Abian (di kebun/ tegalan/ abian). Untuk Bali, melindungi senyawa rumah, isi dan penghuni sebuah rumah adalah tugas besar yang tidak dapat ditangani secara efektif oleh dinding dan gerbang saja, terutama ketika berhadapan dengan gangguan mistis. Untuk […]

Selengkapnya


Mengenal Mati Salah Pati dan Ngulah Pati, Serta Bantennya

Yang dimaksud dengan mati salah pati adalah mati yang tidak terduga-duga karena kecelakaan atau di sarap macan, buaya, disenggot sampi, digigit ular, dibunuh, dll. Bisa juga Mati yang tak terduga-duga atau yang tidak dikehendaki Yang dimaksud mati ngulah pati adalah mati karena bunuh diri, bisa juga Mati karena sesat, yang mengambil jalan pintas, serta sengaja dikehendaki, yang […]

Selengkapnya


Banten Purnama, Tilem, dan Kajeng Kliwon

Secara sederhana, banten adalah persembahan dan sarana bagi umat Hindu mendekatkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sang Pencipta. Merupakan wujud rasa terima kasih, cinta dan bakti pada beliau karna telah dilimpahi wara nugrahaNya. Namun, secara mendasar banten dalam agama Hindu juga adalah bahasa agama. Ajaran suci Veda sabda suci Tuhan itu disampaikan kepada […]

Selengkapnya


Penjelasan Lengkap Purnama, Tilem, dan Kajeng Kliwon

Pengertian Hari Suci Purnama, Tilem, dan Kajeng Kliwon Purnama Sesuai dengan namanya pelaksanaan Upacara ini berlangsung saat bulan Purnama, yaitu jatuh pada setiap malam bulan penuh (Sukla Paksa). Rerahinan Purnama jatuh setiap 30 hari atau 29 hari sekali. Pada hari ini seluruh pura – pura di Bali biasanya ramai oleh umat yang melakukan persembahyangan. Pada […]

Selengkapnya