Mantra Selesai Makan



[ X Tutup Iklan]

Isi Mantra :

OM, DIRGAYURASTU, AWIDHANAMASTU, SUBHAMASTU, OM, SRIYAM BHAWANTU, SUKHAM BHAWANTHU, PURNAM BHAWANTU, KSAMA SAMPURNAYA NAMAH SWAHA. OM, SANTIH, SANTIH, SANTIH, OM

Terjemahan :

Om Hyang Widhi, semoga makanan yang telah hamba makan dapat memberi kekuatan dan keselamatan, panjang umur dan tidak mendapat halangan Om Hyang Widhi, semoga damai , damai, damai selamanya

Lihat Video :




Semoga Bermanfaat





Ngiring subscribe youtube channel Mantra Hindu inggih [klik disini]





Bermanfaat ? Sebarkan ke Keluarga dan Sahabatmu..

5 thoughts on “Mantra Selesai Makan

  1. Sebenarnya ortuku dulu aliran kepercayaan jawa kuno masih pake sesajen istilah nya mesti banyak orang mengatakan itu dosa tapi ortuku tetap pada pendirinya .aq Sebenernya mau menerus kan jejeknya tapi saudaraku kurang mendukung tetap aq ke pendirian ku. Gimana mohon pencerahanya

    • Tetap semangat dan berpikir tenang Pak Setiyo…mungkin kalo sy di posisi Pak Setiyo bs agak sulit karena kurang dukungan…
      tetap sesajen tdk apa2, menjaga keseimbangan…
      Percayalah Hyang Widhi akan selalu memberi jalan dan karma baik akan selalu menyertai

      Mungkin ada teman2 lain yg mau menambahkan?

    • Dalam suatu keluarga jika tdk ada dukungan memang ada semacam rasa kurang nyaman. Jika saya dalam situasi itu juga pasti ada semacam rasa kurang mantap. Tetapi disitulah justru benar2 ada ujian kepastian tentang keyakinan seperti apa sebenarnya yang pas sesuai desakan hati. Masalah dosa, itu lebih kepada sumber keyakinan mana yang digunakan untuk menilai. Bagi yang keyakinan beda tentu bisa saja akan mengatakan itu dosa, apalagi didasari akan ketidaktahuan makna sesaji itu sendiri . Banyak sekali salah tafsir akan terjadi terhadap sesuatu hal disebabkan oleh karena memang tidak faham akan maksud dan makna dari sesuatu itu. Seperti yang banyak ditujukan oleh pihak lain terhadap Hindu yang katanya menyembah berhala atau patung. Padahal dia sendiri menyembah Ka’bah, menjilati batu pualam/azar asward, begitu juga ada yang nyembah salib atau patung yesus. Inilah contoh2 yang sering kita temui dalam kenyataannya,yang menggambarkan ketidak fahaman. Karena itu kalau boleh saya sarankan, ikuti saja apa kata hati terdalamnya, karena dengan demikian lambat laun akan menghilangkan konflik dalam hati. Sebenarnya kalau dikupas lebih dalam ,ajaran leluhur tanah Jawa itu sangatlah luhur dan murni. Hanya saja mungkin kita belum bisa memaknai dan memahami maksudnya. Demikian sedikit sumbang saran dari saya,mohon maaf jika ada yg salah.

    • Yth. Bpk. Setiyo Widodo,
      Maaf saya ikut nimbrung berpendapat ya,
      Memang melakukan sesuatu dilingkungan yang berbeda pandangan itu pasti ada tantangannya. Apalagi menyangkut keyakinan / tata cara memuja Yang Maha Pencipta. Sering kita ketahui orang-orang mengatakan bahwa Keyakinan Leluhur kita / Hindu menyembah berhala dan itu dosa katanya. Padahal mereka hanya kurang cermat dan tidak teliti atas pendapatnya itu. Coba kita amati, ada umat suatu agama melakukan ibadah dengan mengitari bangunan berbentuk segi empat yaitu Ka”bah dan menjilati batu pualam yang disebut juga dengan azwar azzad. Ada juga orang menggunakan simbol salib dan patung yesus dalam ibadahnya. Nah apakah dia mau dibilang menyembah berhala ? , atau maukah dia dibilang melakukan dosa dalam tata cara menyembah seperti itu? Padahal sama saja maknanya dalam penyembahan menggunakan benda mati sebagai objek seperti didalam agama Hindu atau seperti cara leluhur kita dulu dalam melakukan menyembah Tuhan.
      Nah itu berarti sebenarnya mengklaim orang lain berdosa melakukan sesembahan seperti cara sesaji atau apalah itu,… hanya persaingan yang tidak logis saja.
      Berkaitan dengan keinginan Anda untuk meneruskan tata cara orang tua , coba baca hati nurani secara tenang, terus menerus, carilah jawabannya di situ. Mana yang Anda yakini, yang membuat tenang, damai di hati, itulah yang sebaiknya diikuti. Itulah pendapat saya, mohon maaf jika ada kata yang salah dan tidak berkenan di hati. Salam Rahayu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

[related_post themes="flat" id="268"]